Virus Corona merupakan topik yang sangat sering diperbincangkan akhir-akhir ini. Bahkan seluruh dunia berjuang untuk melawan virus ini. Begitu juga yang terjadi di Indonesia. Sejak diumumkan oleh presiden Jokowi pada senin 2 Maret 2020 bahwa terdapat kasus corona pertama di Indonesia, pemerintah dan masyarakat mulai meningkatkan kewaspadaan diri. Diketahui bahwa semakin lama persebaran virus tersebut semakin luas di Indonesia dan menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan untuk menekan angka persebaran virus tersebut.
Beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menekan persebaran virus ini adalah dengan memberikan himbauan bagi siswa untuk “Scholl from Home” (SCH) dan “Work from Home” (WFH) bagi para pekerja. Semua aktifitas yang biasanya dilakukan di rumah dan di kantor, saat ini beralih menjadi di rumah guna menerapkan instruksi physical distancing. Pada awal diadakan keputusan ini, mungkin sebagian orang akan merasa senang karena dapat menjaga keamanan diri dan keluarga. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan tanggung jawab yang harus diselesaikan, hal ini dapat menimbulkan Work Family Conflict (WFC) akibat dari tumpeng tindih peran sebagai pekerja dan anggota keluarga yang saat ini harus dilakukan secara bersamaan. Work-family conflict adalah salah satu bentuk dari interrole conflict yaitu tekanan atau ketidakseimbangan peran antara peran di dalam pekerjaan dengan peran di dalam keluarga, Greenhaus & Beutell (1985). Dimana hal ini dapat dilihat sebagai seorang karyawan ia harus menyelesaikan pekerjaan dari rumah, sedangkan di waktu yang bersamaan sebagai seorang ibu ia harus membantu anak untuk belajar dari rumah. Belum lagi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan juga menjadi distractor bagi karyawan tersebut. Maka dari itu, perlu adanya upaya penyelerasan yang dilakukan agar keseimbangan tetap terjaga. Berikut beberapa hal yang dapat dijadikan acuan untuk mengatasi WFC yang disebabkan oleh WFH dan SFH.
Kesepakatan. Hal utama yang perlu dilakukan adalah membuat kesepakatan antar seluruh anggota keluarga yang akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Diskusikan hal-hal apa yang menjadi tanggung jawab dan peran yang harus diselesaikan masing-masing. Kesepakatan yang tepat dan jelas akan memudahkan masing-masing anggota keluarga mengatur tugas dan peran yang harus dijalani.
Waktu dan Jadwal. Sekolah dan bekerja dari rumah bukan berarti bahwa Anda sedang libur, konsep ini harus diubah menjadi aktifitas sehari-hari tetap dilakukan seperti biasa namun kali ini dilakukannya di rumah. Sesuaikan jadwal belajar dan bekerja sesuai dengan yang biasa dilakukan sehari-hari. Bagilah waktu dan peran dimana Anda harus menyelesaikan pekerjaan rumah dan tugas sebagai pelajar maupun karyawan. Persiapkan juga diri Anda dengan kondisi yang tidak terduga, mengingat ada beberapa peran yang Anda jalankan sekaligus.
Tempat. Sediakan tempat untuk bekerja dan belajar yang nyaman dan kondusif (tidak berubah-ubah setiap hari). Hal ini mendukung tercapainya tugas yang harus diselesaikan oleh masing-masing peran. Pastikan pembagian tempat sesuai dengan kesepakatan dan tidak saling mengganggu satu sama lain. Bagi anak yang masih perlu pendampingan, gunakanlah tempat yang masih dapat dijangkau oleh orang tua.
Komunikasi. Aktifitas dan perubahan jadwal keseharian yang baru membutuhkan adaptasi dan toleransi dari masing-masing anggota keluarga. Sampaikan keluhan atau permintaan Anda dengan asertif pada anggota keluarga yang lain, hal ini meminimalisir terjadinya pertengkaran dan suasana yang tidak kondusif di dalam rumah. Tetap jaga kondisi rumah yang menyenangkan dengan menjaga komunikasi antar anggota keluarga.
Istirahat dan Olahraga. Buatlah waktu istirahat yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar dan bekerja. Pergunakanlah waktu ini untuk dapat mengistirahatkan fisik maupun psikis. Terkadang proses bekerja dari rumah menjadi melelahkan karena telah melewati batas jam kerja yang biasanya dilakukan. Jangan lupa untuk melakukan olahraga di rumah agar kesehatan tetap terjaga. Pergunakanlah waktu bekerja, beristirahat dan berolahraga sesuai dengan gilirannya, dengan begitu Anda akan tetap dapat menyelesaikan tanggung jawab dalam berbagai peran.
Sumber:
Greenhaus, J.H. & Beutell, N. J. (1985). Sources of conflict between work and family roles.Academy of Management Review, 10 (1), 76-88.
Materi Edukasi Covid-19 Himpunan Psikologi Indonesia: work form home #dirumah aja (APIO). (2020). Dipungut 28 Maret 2020, dari https://himpsi.or.id/blog/materi-edukasi-covid-19-5/post/work-from-home-dirumahaja-apio-83
Materi Edukasi Covid-19 Himpunan Psikologi Indonesia: ayah wfh, anak sfh (APPI). (2020). Dipungut 28 Maret 2020, dari https://himpsi.or.id/blog/materi-edukasi-covid-19-5/post/ayah-wfh-anak-sfh-appi-74
Materi Edukasi Covid-19 Himpunan Psikologi Indonesia: bunda wfh, anak sfh (APPI). (2020). Dipungut 28 Maret 2020, dari https://himpsi.or.id/blog/materi-edukasi-covid-19-5/post/bunda-wfh-anak-sfh-appi-69
Ditulis oleh :
Kuncoro Dewi Rahmawati., S.Psi., M.Psi., Psikolog
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya
Artikel ini juga akan rilis di web Riliv (dalam proses editing Riliv)
About the author : Admin
Website ini dikelola oleh Program Studi Informatika Universitas CIputra. Semua artikel yang dimuat merupakan milik penulis, dan pengelola website tidak bertanggung jawab terhadap isi artikel. Silahkan memanfaatkan isi website ini dengan penuh kesadaran dan melalukan validasi maupun cek dan ricek sebelum memanfaatkannya.