Image by Steve Buissinne from Pixabay

Kunyit dan Temulawak akhir-akhir sering disebut sebagai salah satu pencegah virus Corona,  benarkah? Apa itu Immunomodulator? Artikel ini akan membahas mengenai berbagai bahan dan istilah tersebut.

Immunomodulator

Apa sih Immunomodulator itu? Imunomodulator adalah suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok agen atau zat atau obat yang dapat mengubah atau mempengaruhi (memodulasi) sistem imun menjadi kearah normal. Bisa menaikkan, menurunkan atau meregulasi reaksi imun dalam tubuh menuju normal.

Curcumin

Belakangan terdapat perdebatan mengenai penggunaan curcumin (senyawa aktif dalam kunyit dan temulawak) menyebabkan peningkatan ekspresi enzim ACE-2 (angiotensin converting enzyme 2) yang merupakan tempat masuknya virus SARS-CoV-2 atau novel corona virus, sehingga tidak boleh dikonsumsi.

Tetapi peneliti lain dengan menggunakan tehnik bio-informatika, menyatakan curcumin mampu berikatan dengan reseptor protein virus dan menghambat aktivitas dan pertumbuhan virus, selain itu dapat menghambat terjadinya badai sitokin.

Sitoksin dan Badai Sitoksin

Mari berkenalan dengan 2 istilah baru ini, sitokin dan badai sitokin, kemudian apa hubungannya badai sitokin dan Covid-19? Sitokin adalah protein yang bertugas untuk signaling dan media komunikasi sel imun. Sindrom badai sitokin adalah sekumpulan gejala yang terjadi akibat peningkatan jumlah sitokin (terutama IL-6 dan TNFα) dalam tubuh pasien. Pada Covid-19 sama seperti pendahulunya SARS dan MeRs, infeksi berat dapat menyebabkan terjadi sindrom badai sitokin dan menimbulkan gejala berupa perburukan kondisi paru-paru pasien, yang ditandai dengan sesak yang memberat.

Maka dari itu, ada yang berpendapat bila sudah ada banyak sitokin dari dalam tubuh, jangan ditambah lagi dengan suplemen yang meningkatkan suplemen dari luar.

Sama hal nya dengan Echinacea, sebuah gambar beredar di media sosial menyebutkan echinacea dan beberapa agen lain dapat juga memicu terjadinya badai sitokin dan merugikan bila dikonsumsi saat pandemi ini berlangsung.

Di sisi lain, Echinacea telah diteliti sebagai anti radang, antioksidan dan dapat mengurangi durasi gejala flu.

Jadi Sebenarnya Apakah Ada Manfaat Kunyit dan Temulawak? atau Justru Merugikan?

Dua pernyataan kontroversial ini membingungkan masyarakat, bagaimana sebenarnya kita menyikapinya?

Sebagai akademisi, mari kita menganalisa berbasis data penelitian yang ada. Kunyit dan temulawak, mengandung zat lain selain curcumin, seperti flavonoid, polifenol dan alkaloid lain. Penggunaan empon-empon tersebut, selain juga jahe dan meniran, terbukti dapat membantu meningkatkan kebugaran, aman untuk jantung, hati dan ginjal. Penggunaan kunyi dan temulawak justru sangat disarankan untuk mencegah terjangkit virus, tidak hanya SARS-CoV-2, tetapi infeksi virus secara global.

Echinachea, justru menurunkan sitokin sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya badai sitokin.

Jadi kesimpulannya bagaimana? Penulis berpendapat seluruh bahan tersebut sangat berguna pada saat pencegahan, seperti yang telah dipraktekkan oleh bapak RI 1, dengan jamu yang diminumnya setiap hari yaitu jahe, temulawak, kunyit dan sereh. Selain itu, untuk pencegahan infeksi, diperlukan juga sikap bijak untuk tetap dirumah saja dan mengadopsi pola hidup bersih dan sehat.

 

Salam sehat, salam Entrepreneur,

Ditulis oleh:

dr. Florence Pribadi, M.Si.
Kaprodi Kedokteran Universitas Ciputra

 

About the author : Admin

Website ini dikelola oleh Program Studi Informatika Universitas CIputra. Semua artikel yang dimuat merupakan milik penulis, dan pengelola website tidak bertanggung jawab terhadap isi artikel. Silahkan memanfaatkan isi website ini dengan penuh kesadaran dan melalukan validasi maupun cek dan ricek sebelum memanfaatkannya.

Leave A Comment